Di jendela dan kemerahan senja
kurias rupa dengan titik gerimis
yang merembes dinginnya,
dan seperti sebelumnya
seolah ia mengajakku semula ingat
kala gerimis begini pernah kutulis
perasaan bersalah dalam surat biruku yang pendek;
kukukatakan padamu
bahawa aku harus pergi
meninggalkan rinduku pada mu.
Dan sekarangpun
aku sering berdiri di sini
kala gerimis menjamah kaca jendela
kubiarkan saja titisnya mengumbar peristiwa
kenangan denganmu dan teman-teman lama
mungkin suatu hari kau akan mengerti
persahabatan sebenarnya lebih bermakna
bila ditafsirkan kembali
tapi, apakah mungkin ada penjelasan lain
yang sesuai ketika itu…
Cuma yang pasti
gerimis akan sentiasa hadir menyapa, dan seakan
aku tak pernah bisa berhenti menuliskan ,
ingatan dan rinduku padamu
dan senja itu; dan
seperti malam-malam sebelumnya
memang beginilah selalunya berakhir
dan kita seakan rela kekusutan bertamu
tanpa kesudahan, kerana
kita tidak pernah menyediakan jawapan
untuk semua persoalan yang kita ciptakan
tanpa disengaja
dan gerimis hati kita, anggapkan sahaja
suatu memori terindah untuk diulang baca
dalam diari usia
untuk selamanya.
Pulau Pinang
Mei 2008
No comments:
Post a Comment