Memori di Terminal
Di sini
kata-kata tidak lagi penting
bila saat berangkat kian mendekat
hanya mata menyisakan harapan
yang belum pasti ada.
Antara kita
seharusnya lebih awal memutuskan
di mana titik noktah perlu ditulis
sebelum resah membaluti
kerana kejauhan bisa merencana yang lain
sepi kekadang mengundang peristiwa
kerana kita hanyalah penjanji
yang sering melupakan kenangan dan surat cinta
yang ditulis kelmarin.
Dan lambaian tanganmu
mungkinkah bisa kulihat lagi
suatu hari bila pesawat mendarat, dan
adakah lagi senyum manis untukku
di terminal yang sama
aku menunggumu
seperti hari ini.
Bayan Lepas,Pulau Pinang
April 1990.
No comments:
Post a Comment